PEDATI KUNO DI DESA KRANGKENG INDRAMAYU
Di Desa Krangkeng Kecamatan
Karangampel, Indramayu terdapat bagian-bagian pedati kuna. Pedati Kuno tersimpan
pada suatu bangunan cungkup di belakang kantor desa. Berdasarkan legenda yang
hidup di masyarakat, Pedati Kuno itu berkaitan dengan Dampu Awang, adalah nama lain
dari Laksamana Cheng Ho atau Sam Po (Sam Poo atau San Po) dalam dialek Fujian
atau San Bao dalam bahasa nasional Tiongkok (Mandarin). Cheng Ho adalah pelaut
yang selama hampir 28 tahun (1405-1433) mengunjungi lebih dari 30 negara dan
kawasan yang terletak di Asia.
Kondisi pedati sudah sangat rusak.
Panjang pedati diukur dari rangka dasar utama, sekitar 3 m hingga 5 m. Tinggi
bagian dasar dari permukaan tanah adalah sekitar 80 cm. Roda pedati berdiameter 2 m dengan
jari-jari sebanyak 15 buah, berporos pada sumbu roda. Sumbu roda pada tiap roda
berbentuk silinder, pada kedua ujungnya berbentuk tabung. Ujung sumbu bagian sisi
luar atau tempat jari-jari berporos, lebih besar bila dibandingkan dengan ujung
sumbu sisi bagian dalam yang dipasangkan dengan as roda. Sumbu roda diukir pola
garis memanjang.
Bagian
lain yang masih tersisa utuh adalah lengan kayu yang menghubungkan pedati
dengan hewan penariknya beserta kayu berbentuk lengkung yang biasa diletakan di
atas bahu hewan penariknya (kolongan).
Berdasarkan sisa bagian kolongan dapat
diperkirakan hewan penariknya adalah satu ekor sapi atau kerbau. Pedati kuno
juga dilengkapi kursi tempat duduk berlengan. Bagian lengan dan kaki kursi dihias
ukiran. Beberapa bagian lain yang tersisa diukir dengan ragam hias
sulur-suluran. Ragam hias demikian dipergunakan pada seluruh bagian badan
pedati. Papan yang mungkin merupakan bagian muka, belakang, atau samping terdapat
hiasan sulur-suluran (Mang Nanang).
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda